“Tiap helai benang adalah satu tarikan nafas,
Tiap lembar kain adalah satu ragam kehidupan“
PT Digital Tenun Nusantara (DiTenun) adalah perusahaan yang berfokus pada penciptaan motif tenun digital melalui aplikasi berbasis kecerdasan buatan. DiTenun menciptakan motif modern yang berakar pada corak-corak khas tenun Nusantara. Motif DiTenun didesain agar mudah diaplikasikan dalam produksi kain tenun dengan beragam alat, mulai dari gedogan, alat tenun bukan mesin (ATBM), hingga alat tenun mesin (ATM).
DiTenun diinisiasi oleh Institut Teknologi Del dan PT Batik Fractal Indonesia yang menerbitkan aplikasi DiTenun App Beta pertama kali pada tahun 2018. Aplikasi ini merupakan wujud sebuah program penelitian Riset Inovatif-Produktif (Rispro) Komersial dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Program ini bertujuan untuk menciptakan sebuah aplikasi digital berbasis pemrosesan gambar dan kecerdasan buatan untuk menciptakan variasi motif baru dari tradisi tenun Indonesia.
Sejalan dengan visi DiTenun, inovasi ini bertujuan untuk mentransformasi tenun melalui pemanfaatan teknologi dan meningkatkan literasi teknologi para penenun Nusantara. Pada tahun 2021 DiTenun 1.1 diluncurkan, disusul peluncuran Ditenun 1.2 pada tahun 2023.
Di samping aplikasi, DiTenun juga menyediakan jasa pelatihan dan pendampingan bagi komunitas tenun di berbagai daerah, sekaligus bagi para akademisi dan desainer. Aplikasi ini telah digunakan untuk berbagai pelatihan, terutama oleh para penenun kain ulos di kawasan Toba Tapanuli, Sumatera Utara.
Sejak tahun 2022, DiTenun melakukan program pendampingan disertai riset dan pengembangan aplikasi untuk tenun Sumbawa, terutama tenun Mantar. Mantar adalah sebuah desa di Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, di mana terdapat komunitas penenun gedogan dan ATBM.
Seiring waktu, DiTenun terus berkomitmen untuk memberdayakan para perajin tenun dan terus mendukung regenerasi pelaku tradisi tenun di Indonesia. Sejalan dengan itu, DiTenun terus membangun jejaring dengan para produsen serta pemasar multiskala
di Indonesia.
“Lewat motif, kisah-kisah tua diwariskan
Lewat tenun, budaya lampau dirayakan
Lewat teknologi, tradisi tenun akan terus dihidupkan”
Batik Fractal
PT Batik Fractal Indonesia memproduksi batik modern buatan tangan yang lahir dari pertemuan seni tradisi dan teknologi. Sejak 2007, perusahaan yang menggunakan software jBatik untuk menciptakan desain terbaru ini telah berjejaring dengan lebih dari 3000 perajin di seluruh Indonesia. Selain memenuhi kebutuhan batik di dalam negeri, produksi Batik Fractal juga telah diekspor ke berbagai negara.
IT Del
Institut Teknologi Del (IT DEL) adalah sebuah perguruan tinggi swasta di tepi Danau Toba, Desa Sitoluama, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatra Utara. IT DEL yang telah berkegiatan akademik sejak 2001 ini memiliki 3 fakultas, yaitu fakultas teknik informatika&elektro, teknologi industri, dan bioteknologi. (Insert logo IT Del)
Nancy dan timnya menciptakan software DiTenun App dan mendirikan PT Digital Tenun Nusantara pada 2018. Saat ini ia berperan sebagai direktur yang menjalankan operasional DiTenun serta ikut ambil bagian dalam pendampingan-pendampingan komunitas tenun di berbagai daerah.
Nancy meraih gelar Magister Sains (MSc.) dari jurusan Technology Entrepreneurship, University College London, dengan dukungan Chevening Award. Ia juga mendapat gelar Diploma dari Swedish Institute Management Program tahun 2019 dengan fokus pada Sustainability Business Practice.
Humasak Simanjuntak adalah salah seorang peneliti di startup DiTenun dengan gelar Master of Information System Development dari HAN University of Applied Sciences, The Netherlands. Sejak tahun 2007 sudah menjadi Dosen Institut Teknologi Del dengan fokus penelitian pada bidang Artificial Intelligence dan Big Data Analytic. Secara profesional memiliki seritifikasi HCIA – Artificial Intelligence dari Huawei dan Associate Data Scientist Certified dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi Indonesia.
Co-founder DiTenun dan Batik Fractal Indonesia dengan pengalaman belasan tahun di bidang fashion design. Berlatar belakang fashion and textiles sector course di Queensland University of Technology. Saat ini Frans menjadi staf konsultan di Ernst&Young, Canada.
Dr. Ratna adalah ahli tekstil tradisi Indonesia serta peneliti dan dosen luar biasa Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. Sejak 2018 beliau memimpin tim riset pengembangan aplikasi DiTenun, juga menjadi desainer dan pelatih pengembangan desain tenun songket dalam berbagai lokakarya DiTenun di Sumatera Utara.
Di DiTenun, Gabriella Manurung (Gaby) berperan dalam bidang riset dan pengembangan aplikasi, khususnya dalam mendokumentasikan dan menerjemahkan sistem teknis tenun tradisional Nusantara ke dalam bentuk gambar teknis tenun digital. Gaby juga terlibat dalam pendampingan komunitas DiTenun di berbagai daerah sebagai fasilitator desain.
Mirza bergabung sebagai graphic designer dan visual director di Ditenun sejak tahun 2020. Ia aktif menyusun berbagai program pendampingan desain motif tenun, serta menjadi desain fasilitator dalam pendampingan komunitas yang dilakukan Ditenun. sebagai desainer desain komunikasi visual dari FSR Institut Seni Indonesia Yogyakarta ia juga aktif dalam projek pengembangan kebudayaan sebagai direktur artistik dan pameran di berbagai daerah di Indonesia.
Ani hampir 25 tahun bekerja di bidang penelitian kualitatif dan pemberdayaan masyarakat di Indonesia dan di berbagai wilayah di dunia. Berlatar belakang antropologi, komunikasi antarbudaya, dan sosiologi pembangunan di Indonesia dan Eropa, Ani banyak memfasilitasi program pengembangan/ penguatan komunitas dalam isu HAM, sosial budaya, dan ekologi. Di DiTenun, sebagai antropolog, Ani memfasilitasi penggalian budaya sebagai fondasi kegiatan pendampingan tenun.
Azizah adalah alumni Psikologi Universitas Padjajaran Bandung yang saat ini tinggal di Jakarta.
Sejak 2022 ia aktif menjadi content writer media sosial @DiTenun.
Muhammad Fadhil Rahadiansyah meniti karier sebagai web developer setelah lulus dari S1 Teknik Telekomunikasi, Universitas Telkom Bandung. Ia fokus sebagai back-end developer setelah bergabung dan menyelesaikan berbagai macam project web yang tersendat. Di luar pekerjaan penuh waktu, Fadil membangun website dan sistem untuk DiTenun bersama dengan timnya.
Rais bergabung di DiTenun sejak awal pembentukan perusahaan untuk mengelola legalitas, keuangan, serta pajak perusahaan. Lulusan Universitas Padjadjaran jurusan Perpajakan ini berpengalaman bekerja selama 11 tahun di berbagai jenis bidang usaha dan departemen. Selain berperan di DiTenun dan Batik Fractal, hingga kini ia bekerja di beberapa perusahaan lainnya.
Memiliki pengalaman profesional sebagai desainer interior membuat Ayu memiliki cukup pengalaman dalam membangun relasi bisnis dengan klien. Di DiTenun, Ayu berperan sebagai pengembang bisnis sejak tahun 2023. Ia turut mencari peluang kerja sama bisnis, berkoordinasi dengan desainer serta tim media sosial untuk menyiapkan dan membuat perencanaan bisnis secara berkala, serta mengawasi produksi dan penjualan produk – produk Ditenun.
Dr. Arlinta menginisiasi dan memimpin tim riset pengembangan aplikasi DiTenun. Peraih PhD Software Testing dari Swinburne University of Technology, Australia ini sekarang menjabat sebagai Dosen Pengajar di Institut Teknologi Del, Toba, Sumatera Utara.
Lukman ikut mendirikan PT Digital Tenun Nusantara pada 2018. Ia berperan dalam mendesain dan menciptakan software DiTenun App. Wakil Direktur DiTenun ini meraih gelar Magister dari Jurusan Teknik Arsitektur ITB. Pemenang Young Creative Enterpreneur dari British Council ini juga merupakan chief design officer Batik Fractal Indonesia.
Pendiri BatikFractal dan DiTenun. Spesialisasi pada big data dan pemodelan matematika yang menjadi dasar algoritma BatikFractal dan DiTenun. Yun meraih gelar sarjana jurusan Matematika ITB 2003, profesional di BUMN (Danareksa Persero) 2010, Kantor Staf Presiden (2014-2019). Saat ini ia berperan sebagai konsultan BigData dan media sosial di berbagai Kementerian dan BUMN.
Mariana (Ana) bergabung dengan DiTenun sejak tahun 2018 untuk mengembangkan konsep pemasaran brand dan sosialisasi kepada stakeholders. Di DiTenun ia ambil bagian dalam membangun kolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu dan pemangku kepentingan, mengembangkan studi kasus pemasaran, pendekatan holistik terhadap kebutuhan pasar, dan penelitian yang membuka landasan baru dalam teori dan praktik pemasaran produk DiTenun.
Nyoman Shita berperan sebagai pengembang bisnis Ditenun sejak tahun 2021. Selain itu, ia juga mengelola operasional perusahaan dan secara aktif terlibat dalam pendampingan komunitas Ditenun di lapangan. Shita memiliki latar belakang pendidikan Seni Rupa dari Institut Teknologi Bandung dan kini sedang menempuh S2 Creative Sustainability di Aalto University, Finlandia.
Pengarsipan digital atau pendokumentasian kegiatan dalam bentuk Foto dan Video adalah tugas utama Ruly Leksmana dalam tim DiTenun. Dengan latar belakang akademis Desain Komunikasi Visual yang dijadikan dasar dalam setiap pendokumentasian agar memiliki pesan yang dapat terbaca di setiap kegiatan yang dilakukan DiTenun.
Lucia Priandarini (Rini) bergabung sebagai writer DiTenun sejak Februari 2023. Ia berperan menulis artikel dan liputan kegiatan, serta buku yang merangkum pendampingan DiTenun di Sumbawa Barat. Setelah lulus dari Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Rini aktif menjadi reporter dan menulis di berbagai media gaya hidup.
Mestika bergabung dalam tim social media sejak tahun 2022 sebagai graphic designer yang mengelola Instagram @ditenun.indonesia. Mestika adalah alumni Universitas Telkom jurusan Kriya Tekstil dan Mode yang saat ini berdomisili di Bandung.
Emil Fahmi Yakhya adalah seorang profesional dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang kuat dalam bidang teknologi, manajemen proyek, dan pengembangan bisnis. Dia telah berhasil memimpin proyek-proyek teknologi yang terhenti, meningkatkan kinerja operasional perusahaan, dan mencapai pertumbuhan bisnis yang signifikan. Dalam perannya di bidang manajemen, Emil telah menciptakan perubahan dan dampak positif dalam berbagai organisasi yang dia ikuti.
Febriani Gultom berperan sebagai administrator research and development yang bergabung di DiTenun sejak November 2020. Selain itu, ia juga mengelola operasional perusahaan dan secara aktif terlibat dalam pendampingan komunitas Penenun binaan DiTenun di kawasan Toba. Febri memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Manajemen Rekayasa dari Institut Teknologi Del, Toba.
Arum Adiningtyas berperan sebagai web developer aplikasi DiTenun, khususnya pada fitur pembuatan desain kain dan pembuatan motif. Dengan latar belakang pendidikan Sistem dan Teknologi Informasi dari ITB, Arum juga memiliki pengalaman kerja sebagai UX designer dan front-end developer di sebuah perusahaan swasta dan sebagai freelance web developer.