Penenun gedogan kelahiran Mantar 1953 ini mulai belajar menenun pada usia 17. Setelah sempat berhenti menenun karena alat tenunnya pernah rusak, ia kembali menenun setelah mendapat bantuan alat tenun dari pelatihan pemerintah. Hingga kini ia masih menenun jika ada pesanan kain. Setelah budaya tenun sempat terhenti, Badariah gembira jika kini anak muda Mantar kembali belajar menenun.