DiTenun adalah perangkat cerdas yang menghasilkan motif nusantara. Aplikasi ini dirancang untuk menghasilkan motif ulos baru tanpa meninggalkan nilai pada motif yang sebelumnya. Selain itu, DiTenun juga dapat menghasilkan lembar kerja kristik berupa gambar kotak–kotak yang memudahkan penenun menerjemahkan gambar motif ulos ke dalam kain.
Namun, modul kristik DiTenun masih memiliki beberapa kelemahan, yaitu gambar kristik yang dihasilkan berwarna lebih gelap daripada motif aslinya dan memiliki banyak gradasi warna yang bukan merupakan warna asli motif. Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan pengembangan pada modul ini dengan menghasilkan gambar kristik hitam putih.
Analisis penyebab kelemahan tersebut dilakukan dengan cara observasi dan pengujian terhadap modul krisik DiTenun. Berdasarkan analisis yang dilakukan, gambar kristik yang terlihat gelap disebabkan oleh nilai parameter transparansi dan penggunaan warna DMC.
Gradasi warna pada gambar kristik disebabkan oleh terlalu banyak jumlah warna yang digunakan untuk menghasilkan gambar kristik. Selain itu, penggunaan warna DMC juga menyebabkan gambar kristik memiliki warna yang berbeda dengan motif asli.
Beberapa alternatif ditemukan untuk memperbaiki beberapa kelemahan modul kristik DiTenun. Antara lain dengan mengubah nilai parameter transparansi menjadi 100 dan tidak menggunakan warna DMC untuk menghasilkan gambar kristik yang memiliki warna lebih terang dan warna yang dihasilkan mirip dengan motif asli.
Alternatif untuk memperbaiki gradasi warna gambar kristik adalah dengan mengontrol jumlah warna agar tidak memuncukan terlalu banyak warna. Selain itu, warna DMC yang sebelumnya digunakan sebaiknya tidak digunakan agar warna yang dihasilkan lebih seragam. Alternatif untuk menghasilkan gambar kristik hitam putih adalah dengan menggunakan teknik segmentasi watershed dan penggunaaan warna grayscale.
Riset selengkapnya dapat diakses di sini.