Pada dua hari terakhir pelatihan, teman-teman Mantar Berseri sudah dapat menenun secara mandiri. Keterampilan ini mereka perlihatkan pada tim PT Amman Mineral yang datang berkunjung pada hari terakhir.
Hari Kesembilan: Menenun dengan Dua ATBM
Pada hari kesembilan pelatihan menenun, teman-teman Mantar Berseri memulai pagi dengan membersihkan dan menata ulang berbagai alat di Rumah Tenun. Pengondisian ini dilakukan demi kelancaran proses menenun yang perlu keleluasaan ruang gerak.
Hari ini untuk pertama kalinya dua ATBM di Rumah Tenun sama-sama beroperasi. Sebelumnya, hanya satu ATBM yang dapat dioperasikan, sementara satu ATBM lain masih diperbaiki. Pada ATBM kedua, instruktur tenun, M Maliki mulai mencoba motif kedua, yaitu tangga rumah panggung dan mengajarkannya pada peserta. Sementara itu, pada ATBM pertama, teman-teman Mantar Berseri masih melanjutkan motif ujung bantal pipil.
Tiap ATBM ditargetkan akan menghasilkan kain sepanjang 23—25 meter. Sementara itu, saat ini teman-teman Mantar baru menghasilkan kurang lebih 2 meter kain tenun motif bantal. Artinya, masih panjang proses yang harus mereka tempuh untuk menyelesaikan satu, apalagi dua kain tenun setelah pelatihan ini selesai.
Oleh karena setelah pelatihan berakhir mereka harus bekerja mandiri, peserta perlu mendokumentasikan berbagai panduan penting untuk menenun. Misalnya, rumus pencucukan benang pada gun dan rumus penyambungan benang. Tak hanya diingat, rumus-rumus ini perlu dicatat agar peserta lain juga dapat menerapkannya.
Begitu juga dengan panduan untuk mengatasi kerusakan alat atau kondisi lain seperti benang putus. Hal-hal sederhana lain, seperti posisi sekoci atau teropong benang pakan yang tidak boleh terbalik. Posisi yang tidak tepat akan mempengaruhi hasil dan dapat merusak benang lungsi. Selain itu, mereka juga harus memastikan konsistensi jarak antarmotif agar tetap simetris.
Dalam pengerjaan kain tenun, selalu ada saja tantangan yang perlu didiskusikan dan dipecahkan bersama. Misalnya saja, saat menenun motif baru hari ini, ternyata baru ditemukan bahwa benang yang digunakan terlalu tipis, sehingga perlu dirangkap dua. Namun, setelah dirangkap, ternyata kain tenun yang dihasilkan menjadi kurang rapi. Akhirnya, kelompok memutuskan untuk tetap menggunakan satu lapis benang dengan hasil kain yang juga lebih tipis.
Kunjungan Amman pada Hari Terakhir Pelatihan Menenun
Sebelum pelatihan mulai, pada pagi hari kesepuluh, sudah terdengar bunyi ayunan alat tenun di Rumah Tenun Mantar. Ternyata Hafsah, salah satu peserta sudah asyik menenun saat teman-teman peserta lain belum datang. Tak lama kemudian, Sabariah, peserta lain yang mulanya jarang mencoba menenun, akhirnya ikut juga mencoba. Memang perlu waktu hingga semua peserta berani mencoba dan mampu mengoperasikan ATBM.
Pada hari terakhir ini, Kelompok Tenun Mantar Berseri mendapat kunjungan dari tim Community Development PT Amman Mineral. Pertemuan dibuka dengan pemaparan dari Devi sebagai ketua, tentang pengalaman pembelajaran selama 10 hari pelatihan. Devi menceritakan bahwa perkembangan tiap peserta berbeda-beda. Ada yang lebih mahir pada salah satu bagian, misalnya menenun, dan ada yang lebih mahir pada bagian lain, seperti memperbaiki alat.
Jaswiah yang juga ibu kepala desa Mantar menyampaikan bahwa sebenarnya pelatihan teknis menenun ini tidak cukup 10 hari saja. Ia mengharapkan pelatihan tambahan untuk memaksimalkan keterampilan teman-teman. Hal ini didukung juga oleh instruktur tenun, M Maliki, yang menyatakan bahwa sebenarnya diperlukan 5—6 kali atau durasi sebulan pelatihan. Namun, Maliki mengapresiasi antusiasme anggota Mantar Berseri yang cepat menyerap materi.
Savytri Ika Dewi Puspitasari, Specialist Economic Empowerment PT Amman, sepakat bahwa lebih baik komunitas tenun ini berproses secara bertahap tapi berkelanjutan, daripada buru-buru tapi lekas bubar. Sementara itu, Lalu Nofa Setiawan Putra, Senior Specialist Economic Empowerment at PT Amman, menyatakan hal serupa. Menurutnya, dalam berproses, teman-teman Mantar Berseri sudah ada di tahap yang bagus karena hasil kain tenunnya sudah terlihat.
Ia juga memaklumi bahwa motif kain yang dikerjakan masih sederhana karena peserta masih dalam proses belajar. Meski demikian, kain tenun dengan motif sederhana ini tetap dapat diolah dan dipasarkan.
Pertemuan ditutup dengan demonstrasi menenun dari teman-teman Mantar Berseri, memperlihatkan keterampilan yang sudah mereka miliki selama pelatihan.