DiTenun

Berdiskusi mengidentifikasi target market tenun Mantar

Artikel/

Mengidentifikasi Target Market dan Mendesain Produk Tenun Mantar

Ini hari bersejarah untuk Kelompok Tenun Mantar Berseri. Pagi ini, 17 Juli 2023, untuk pertama kalinya kain yang telah mereka tenun dipotong dan diangkat dari alat tenun. Ini adalah tenun ATBM pertama yang dihasilkan oleh Mantar Berseri. Dibantu Dedi dan Zulkifli, dengan hati-hati Tati memotong kain motif bantal pipil dengan warna kain lembayung dan oranye. 

Selama sebulan terakhir, mereka telah menenun kain dengan motif ini sepanjang 5 meter 86 cm. Sementara itu, kain pada ATBM lain dengan motif tangga juga dipotong. Panjangnya 2 meter 27cm. Setelah dipotong, mereka segera mengencangkan dan menyambung benang-benang yang putus akibat pemotongan. Ini adalah kondisi yang normal terjadi. 

Mengidentifikasi Target Market 

Hari Senin, 17 Juli ini juga pelatihan bisnis DiTenun dimulai. Pelatihan diundur menjadi pukul 10 siang karena para anggota Mantar Berseri yang sebagian besar adalah kader Posyandu masih berkegiatan. 

Tak disangka, tujuh peserta pelatihan sangat antusias dalam pelatihan bisnis perdana yang membahas target market ini. Mereka dibagi ke dalam tiga kelompok yang berdiskusi mengidentifikasi target market tenun Mantar. Identifikasi dilakukan dalam empat hal, yaitu demografi, psikografi, geografi, dan perilaku.

Dari hasil diskusi ini, teman-teman Mantar Berseri telah dapat menyebutkan berbagai target market tenun mereka, seperti wisatawan, pegawai kantor Desa Mantar, dinas, pegawai universitas, hingga perusahaan. 

Pelatihan yang difasilitasi founder DiTenun, Nancy Margried ini terbagi ke dalam 3 sesi: identifikasi demografi, psikografi, geografi, perilaku; identifikasi calon pembeli yang terbagi dalam tiga kategori besar: wisatawan, instansi, dan hotel/restoran; serta memperkirakan masing-masing kebutuhan target market

Pada bagian terakhir, mereka mulai diajak spesifik menyebutkan nama-nama instansi seperti PT Amman, kantor dinas pariwisata, hingga hotel-hotel di sekitar Taliwang. Peserta diajak untuk mengidentifikasi apa yang mereka kenakan atau gunakan dan produk apa yang cocok untuk mereka, seperti pakaian, syal, ikat kepala, bingkisan, tas, sarung. 

Nancy juga mengajak teman-teman Mantar untuk mengenali jenis-jenis hotel dan restoran untuk kelas menengah atas di Sumbawa Barat. Hotel-hotel inilah yang akan menjadi target pasar tenun Mantar. Tempat-tempat ini membutuhkan berbagai produk tenun, seperti sarung bantal, alas piring, taplak meja, hiasan dinding, hingga dicetak pada benda pecah belah seperti mug dan piring. Produk-produk ini bisa dipasarkan dengan dititipkan di toko-toko, pameran, hingga ditawarkan secara langsung.

Mendesain Produk Mantar Berseri 

Setelah sehari sebelumnya mengidentifikasi berbagai produk untuk masing-masing kelompok target market, hari ini teman-teman Mantar Berseri memfokuskan target pasar dan mendesain produk. Untuk wisatawan, produk difokuskan untuk wisatawan lokal, sementara instansi yang dituju adalah PT Amman. Selanjutnya, hotel yang dituju adalah Kini Resort di Sekongkang, Sumbawa Barat. 

Gabriella, fasilitator DiTenun, mengingatkan bahwa penetapan fokus target pasar ini harus diperhitungkan dengan tepat. Jangan sampai salah memproduksi sehingga barang tidak bisa dijual. 

Setelah menetapkan fokus, Gaby mengajak teman-teman untuk mengenali tiga tipe produk, yaitu fashion, merchandise, dan dekorasi rumah. Masing-masing kelompok kemudian menentukan produk-produk yang tepat untuk dibuat dari kain tenun yang terbatas yang ada saat ini. 

Proses desain dimulai dengan menggunting gambar produk dari lembar kerja yang sudah disediakan untuk target pasar yang dituju. Dari gambar-gambar produk yang dipilih, ternyata pouch atau kantong adalah produk yang dipilih oleh semua kelompok. “Artinya, pouch adalah produk yang potensial karena satu produk ini bisa ditujukan untuk berbagai kelompok target pasar,” Gaby menjelaskan.  

Setelah itu masing-masing peserta membuat desain produk-produk tersebut dengan menjiplaknya pada kertas kalkir, kemudian memilih paduan kain polos dengan kain motid tenunnya. Sebagai hasilnya, desain dan potongan kain contoh ditempel pada lembar produksi untuk menjadi panduan. 

Terdapat 12 desain produk yang berhasil dihasilkan. Dalam kategori fashion terdapat topi, outer, blouse, dan topi. Ada tote bag, sling bag, sampur paspor, dan pouch dalam kategori merchandise. Sementara itu, terdapat alas gelas, bantal sofa, dan table runner dalam kategori dekorasi rumah.

Pelatihan ditutup dengan pelatihan dasar menjahit laken untuk membuat sampel yang akan dibawa ke penjahit.