Setelah 18 bulan berproses, perjalanan Kelompok Tenun Mantar Berseri bersama Amman dan DiTenun tiba pada ujung program pendampingan, yaitu unjuk karya dalam pameran. Kain tenun karya Mantar Berseri yang sudah diproses menjadi aneka produk turunan tenun dipamerkan dalam sebuah pameran tenun bertajuk Pameran Tenun Mantar Berseri: Merawat Budaya, Menenun Asa. Pameran hasil program pendampingan dan komersialisasi produk tenun di Desa Mantar ini digelar pada 24-26 November 2023 di Graha Fitrah, Kantor Bupati Sumbawa Barat, Komplek Kemutar Telu Center, Taliwang.
Mempersiapkan Pameran Perdana
Sejak beberapa hari sebelumnya, para anggota tim Mantar Berseri sudah menyiapkan semua keperluan pameran di Rumah Tenun Mantar, bersama tim DiTenun. Mereka mengerjakan segala sesuatunya, mulai dari menempelkan label harga pada tiap produk, mendata jumlah produk, menyiapkan goodie bag, hingga menyeterika produk.
Total terdapat 17 jenis produk yang ditampilkan. Produk fashion, seperti outer dan blouse, serta produk home decor, seperti table runner, alas gelas, dan sarung bantal sofa, dikerjakan oleh rekanan penjahit di Seteluk, Sumbawa Barat. Lokasinya tidak jauh dari Desa Mantar. Sementara itu, produk merchandise seperti sampul notebook, cangkir, botol minum, pin, sling bag, tote bag, sampul paspor, dompet kartu, serta topi, diproses di Bali dan Bandung. Ada juga kaos dengan motif tenun yang diproduksi di Surabaya.
Pameran ini tidak hanya memamerkan dan menjual produk, tetapi juga menampilkan cerita tentang sejarah Desa Mantar; profil Divisi Social Impact Amman Mineral Nusa Tenggara; serta profil Mantar Berseri dan DiTenun. Hal yang terpenting adalah ditampilkannya rangkaian pelatihan dan perjalanan yang melatarbelakangi penciptaan produk tenun Mantar Berseri. Kisah ini ditampilkan dalam infografis linimasa dan catatan tiap proses dalam program pendampingan yang dilengkapi dengan galeri foto kegiatan.
Dirayakan Bersama Warga Mantar
Jumat, 24 November 2023, sekitar 40 warga Desa Mantar ikut berangkat ke Taliwang dengan sukacita. Di antara mereka hadir juga ibu-ibu penenun gedogan, yaitu Badariah, Halimah, Habibah, Maya, dan Saripah; Kepala Desa, serta Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Mantar, dan Kepala Sekolah Satu Atap, Mantar.
Sebelum dibuka untuk umum, pembukaan Pameran Tenun Mantar Berseri ini memang terbatas hanya untuk tamu undangan. Selain Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin., MM yang membuka acara, hadir juga inisiator program, Divisi Social Impact Amman; Ikatan Keluarga Amman Mineral Nusa Tenggara (Ikanura); Ketua Dekranasda; Wakil Bupati Sumbawa; Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Besar (KSB), Ketua DPRD KSB, Rumah BUMN, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) KSB; Dharma Wanita KSB; Fosawara, Bhayangkari, Persit, serta Rumah KSB Mall. Masing-masing tamu undangan mendapatkan goodie bag berupa tas purun berisi katalog produk dan cendera mata produk tenun Mantar.
Pembukaan pameran diawali dengan Tari Nguri yang dibawakan oleh adik-adik pelajar SMP Satu Atap, Mantar. Tarian persembahan untuk menyambut tamu-tamu terhormat ini menggambarkan keterbukaan serta keramahtamahan warga Sumbawa. Selanjutnya, Dimas Purnama, Community Development Manager Social Impact PT Amman Mineral Nusa Tenggara, memberikan sambutan singkat. Dalam sambutannya, Dimas mengungkapkan terima kasih atas dukungan penuh pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat sehingga acara ini dapat terselenggara di kantor bupati.
Bupati Sumbawa Barat Mengenakan Tenun Mantar
Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin., MM, menyatakan bahwa Mantar bisa menjadi sentra tenun baru di Sumbawa. Menurutnya, wisatawan yang ingin mencari tenun dapat langsung datang ke Desa Mantar sambil berwisata. “Semua kelompok tenun harus saling berkolaborasi. Jangan egois,” bupati berpesan dalam sambutannya. Ia juga menyatakan apresiasi atas dukungan yang telah diberikan PT Amman kepada tenun Mantar. Menurutnya, selama 20 tahun peringatan hari lahir Kabupaten Sumbawa Barat, belum pernah ada pameran serupa.
Bupati Sumbawa Barat beserta jajaran dan Divisi Social Impact PT Amman kemudian membuka pameran dengan membunyikan kentongan bersama-sama. Dimas Purnama, Community Development Manager Social Impact PT Amman Mineral Nusa Tenggara, kemudian memberikan busana tenun Mantar berupa outer motif tangga rumah panggung Mantar yang langsung dikenakan oleh Bupati Sumbawa Barat. “Bangga rasanya tenun Mantar dikenakan oleh Pak Bupati,” ujar Sri Devi, Ketua Kelompok Mantar Berseri.
Sementara itu, dalam sambutannya yang didokumentasikan dalam video, Priyo Pramono, Vice President of Social Impact PT Amman Mineral Nusa Tenggara, mengungkapkan bahwa dukungan Amman terhadap aktivitas tenun dilatarbelakangi fakta bahwa tenun adalah budaya yang sudah jarang dilihat di Sumbawa Barat.
“Kita ingin membantu mengembalikan nilai-nilai budaya tersebut, khususnya untuk anak muda di sana. Kebanyakan penenun di sana sudah sepuh, jadi kita ingin membantu menurunkan tenun ke anak-anak muda sehingga bisa dilestarikan,” Priyo menjelaskan.
Program pendampingan ini diharapkan dapat menghadirkan kembali komunitas penenun yang aktif, segar, dan inovatif. Keberadaan komunitas dan produk ini diharapkan juga membantu Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) memiliki ciri khas budaya yang unik, sebagai pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Penutupan Pendampingan Tahap Pertama
Kepala Desa Mantar, Asmono, dalam sambutannya menyampaikan ungkapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan besar dalam mendukung kemajuan tenun Mantar, terutama PT Amman dan DiTenun yang telah menyertai Mantar Berseri selama satu tahun terakhir.
Selain sudah dapat menciptakan motif dan menenun kain khas Mantar, hal yang lebih penting adalah muncul kemauan dan semangat dalam diri anggota Komunitas Tenun Mantar Berseri untuk terus mengembangkan tenun Mantar. Ke depannya, Asmono berharap, tenun Mantar bisa bersanding dan bersaing dengan tenun-tenun dari daerah lain dan bisa memberikan nilai ekonomi untuk masyarakat Desa Mantar.
Ketua Mantar Berseri, Sri Devi, dan salah satu anggota, Sabariah, mengajak para tamu untuk menyimak penjelasan pada galeri pameran, agar para pengunjung lebih memahami rangkaian proses pendampingan selama satu tahun terakhir. Pada display pameran ini terpampang sejarah dan tenun Mantar, rangkaian kegiatan pelatihan, profil anggota tim, serta cerita tentang berbagai motif tenun Mantar.
Apresiasi Menteri PPPA
Pameran dibuka untuk umum hingga Minggu, 26 November 2023. Para pengunjung yang hadir menyatakan apresiasi mereka terhadap produk tenun yang dipamerkan. Anggi, salah satu pengunjung mengungkapkan ketertarikannya pada motif tenun Mantar yang menurutnya terlihat segar dan baru. “Biasanya tenun Sumbawa Barat didominasi motif Sulawesi,” ujarnya. Seperti diketahui, akulturasi antara budaya Bugis dengan Sumbawa telah menciptakan pengaruh kuat pada busana warga Sumbawa, termasuk tenun. Sebagai warga Taliwang, Anggi sendiri sudah tiga kali berkunjung ke Mantar.
Sementara itu, Ibet, guru Sekolah Buin Batu, Sekongkang, mengaku senang melihat kain tenun Mantar yang tidak terlalu tebal, sehingga dapat lebih mudah dikreasikan dan nyaman dikenakan. Ia sendiri membeli produk pouch bermotif tangga dan memesan tote bag dengan metode pra pesan.
Pada hari terakhir pameran, kunjungan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, membawa kesan tersendiri bagi Kelompok Mantar Berseri. Sambil berkeliling menyaksikan produk dan kisah perjalanan tenun Mantar, Bintang berpesan bahwa kaum perempuan sebaiknya terus memiliki penghasilan sendiri. Dalam hal ini, tenun menjadi salah satu bentuk kewirausahaan berbasis gender yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi para pelakunya, yang umumnya adalah perempuan.