Kemasan adalah komponen penting dalam memasarkan dan menambah nilai produk. Inilah mengapa desain kemasan menjadi materi yang juga diberikan dalam pelatihan DiTenun. Pada Rabu, 19 Juli 2023, pelatihan desain kemasan dibuka dengan presentasi dari Sri Pati, anggota Mantar Berseri, yang sehari sebelumnya telah menulis deskripsi untuk kemasan.
Proses penulisan ini dilakukan dengan penggalian cerita dari teman-teman Mantar Berseri tentang sejarah Mantar dan terbentuknya kelompok tenun mereka. Selain itu, mereka juga menulis deskripsi tentang motif bantal pipil dan tangga rumah panggung. Bantal pipil sendiri adalah salah satu bantal yang harus ada dalam seserahan warga Mantar. Sementara itu, dalam motif tangga rumah panggung diceritakan tentang keunikan rumah panggung Mantar.
Mendesain Aneka Kemasan
Setelah pemaparan teori dan inspirasi dari berbagai kemasan, fasilitator DiTenun, Mirza Maulana mengajak teman-teman untuk praktik membuat desain. Tiap orang membuat minimal satu desain, berupa desain hang tag, paper bag, boks, sleeve, dan brosur, masing-masing untuk motif bantal pipil dan motif tangga.
Agar mudah dipraktikkan, pelatihan dijalankan menggunakan aplikasi Canva. Meski demikian, teman-teman Mantar merasa tertantang karena sebagian besar belum pernah menggunakan aplikasi ini. Hasna mengaku merasa kesulitan karena belum begitu menguasai komputer. “Percobaan pertama menggunakan Canva memang sulit. Nanti akan bisa setelah terbiasa,” Sri Pati berbagi pengalaman.
Sementara itu, Devi yang dulu saat SMK sempat membuat materi serupa mengatakan bahwa menurutnya penulisan informasi dalam brosur harus dikerjakan hati-hati. Namun, secara umum, teman-teman Mantar antusias dan merasa senang melihat hasil desain mereka yang telah dicetak. Hasil cetak ini kemudian diaplikasikan ke berbagai kemasan sebagai contoh.
Menghitung Biaya Produksi hingga Harga Jual
Hari terakhir pelatihan adalah hari yang padat dengan dua agenda utama: menghitung harga pokok produksi (HPP) dan merumuskan visi misi. Pagi hari, teman-teman Mantar Berseri belajar mengenali berbagai jenis harga, cara menghitung biaya produksi dan harga jual produk dengan rumus. Mereka juga belajar bahwa produk yang sama untuk target market berbeda juga harus diperlakukan berbeda. Beda target market justru membuat pengusaha bisa menargetkan profit berbeda.
Dalam kegiatan tenun, selain jasa jahit, biaya produksi ini juga termasuk benang, kain kombinasi, serta asesori seperti resleting, kancing, dan renda. Selain itu, mereka juga harus menghitung biaya operasional, seperti listrik dan transportasi, juga biaya pemasaran seperti cetak kemasan dan foto produk.
Dalam pelatihan ini, Nancy Margried, fasilitator DiTenun, juga mengajak teman-teman Mantar Berseri untuk menghitung harga kain Mantar Berseri. Harga ini didasarkan pada dua komponen utama, yaitu lama waktu menghani dan menenun serta harga benang. Hasilnya, ditemukan bahwa modal produsi tenun Mantar per meter adalah Rp 300.000. Nominal ini memang tergolong tinggi karena teman-teman Mantar yang masih belajar menenun memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menghasilkan 1 meter kain tenun.
Bagian terpenting dalam pelatihan ini adalah penghitungan biaya produksi dan penetapan harga jual untuk 12 produk yang telah mereka desain. Bagi orang yang belum terbiasa, proses ini memang bisa jadi membingungkan. Namun, langkah ini mutlak diperlukan dan harus dijalankan dengan hati-hati agar tidak salah menetapkan harga.
Merumuskan Visi Misi
Selepas makan siang, pelatihan masih berlanjut dengan proses perumusan visi misi. Sebagai pembuka, Nancy mengajak teman-teman Mantar Berseri untuk melakukan kilas balik momen-momen yang pernah mereka jalani. Melalui foto, mereka diajak memilih momen yang paling berkesan.
Selanjutnya, Nancy mengajak teman-teman Mantar untuk secara berkelompok menjawab 5 why atau rangkaian pertanyaan tentang alasan yang melatarbelakangi terbentuknya kelompok tenun ini. Setelah itu, mereka perlu menjawab daftar pertanyaan selanjutnya yang terdiri dari tiga komponen: apa yang dilakukan kelompok tenun ini (untuk siapa), dengan cara apa, serta manfaatnya. Terakhir, mereka diajak untuk memikirkan harapan mereka untuk Mantar Berseri dalam setahun ke depan, tiga, lima, hingga sepuluh tahun yang akan datang.
Semua anggota tampak antusias memaparkan pikiran mereka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Dari jawaban yang sudah diberikan, pengurus Mantar Berseri dan tim DiTenun kemudian merangkumnya menjadi pernyataan visi misi.