Habiba mengaku sempat membuang alat tenun pertama yang ia miliki. Saat itu, menurutnya tak ada lagi yang membeli dan membutuhkan kain tenun. Sebelumnya, perempuan yang berusia lebih dari 70 tahun ini belajar menenun dari sang ibu sejak usia 15-an tahun. Sekitar tahun 2016, ibu dari empat anak ini baru mendapatkan alat tenun baru dari dinas pariwisata dan kembali menenun. Hingga kini, perempuan yang lebih senang menginap dan menghabiskan waktu di kebunnya ini dapat menghasilkan selembar kain tenun dalam waktu dua pekan.