DiTenun

Pemaparan materi Jelang Kelas Kreatif Kelompok Tenun Mantar Berseri

Artikel/

Jelang Kelas Kreatif Kelompok Tenun Mantar Berseri

Pagi pertama kami kembali ke Mantar pada tahun 2023 dibuka dengan ajakan dari pengeras suara yang menggema di seluruh penjuru desa. Suara itu mengajak warga untuk bergotong royong memperbaiki masjid, menyambut tarawih selama bulan Ramadan. Sebuah tantangan tersendiri untuk menyelenggarakan pelatihan tenun di masa ini.

Akhir Maret 2023, kami kembali bertandang ke Mantar, Sumbawa Barat, setelah kunjungan terakhir pada bulan November—Desember 2022. Pada hari pertama, 22 Maret 2023 di Rumah Tenun Mantar, kepada kelompok tenun Mantar Berseri, kami memaparkan rencana pelatihan yang akan dijalankan selama bulan Maret hingga awal April. Selain itu, dijelaskan juga gambaran besar kegiatan hingga Desember 2023. 

Oleh-oleh dari Kumpul Kreasi 

Pemaparan dibuka dengan tinjauan singkat tentang pelatihan bertajuk Kumpul Kreasi yang dilakukan dua kali secara daring pada bulan Februari dan Maret 2023. Latihan pertama merupakan latihan ideasi yang dilakukan dengan mengolah berbagai macam bentuk visual temuan objek khas Mantar. Latihan ini membantu peserta untuk berpikir lebih imajinatif terhadap bentuk dasar dari sebuah gambar/motif. Ideasi dilakukan dengan menggambar beberapa macam bentuk sebanyak-banyaknya dalam 5 menit, dan mengkreasikannya sekreatif mungkin, yaitu bentuk lingkaran, kotak, dan segitiga.

Sementara itu, dalam Kumpul Kreasi kedua, kami mengajak peserta untuk berlatih menggambar dengan merespons bentuk dan tema yang dilakukan secara berkelompok. Setelah mendapatkan tema, tiap anggota membuat dan melengkapi gambar secara bergiliran hingga gambar selesai. Tema yang diangkat adalah bangunan, tumbuhan, dan tokoh desa Mantar. Hasil Kumpul Kreasi kedua ini kemudian dicetak ke dalam merchandise berupa kaos yang dibagikan kepada setiap peserta. 

Beasiswa dalam Kelas Desain Tekstil dan Komunikasi Visual

Sebagai kelanjutan dari kelas daring tersebut, pelatihan secara langsung di Rumah Tenun Mantar akan dilaksanakan selama empat hari, yaitu pada 27—30 Maret 2023. Pelatihan ini akan menghadirkan tiga materi utama, yaitu: kemampuan berorganisasi; struktur, identitas, dan administrasi komunitas; serta keterampilan teknis. Selama empat hari tersebut, kelompok tenun Mantar Berseri akan mendapatkan pelatihan kreatif berupa kelas desain tekstil dan komunikasi visual. Target dalam pelatihan ini adalah  terbentuknya logo Mantar Berseri serta desain motif untuk kelas tenun yang akan diadakan pada April—Mei 2023. 

Fasilitator desain tekstil DiTenun, Gabriella Manurung, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan terbagi menjadi dua jenis yang berbeda, yaitu kelas pelatihan kreatif dan pertemuan pengembangan komunitas. Jika pertemuan pengembangan komunitas diharapkan dapat dihadiri secara sukarela, peserta kelas pelatihan kreatif akan mendapatkan beasiswa. 

Fasilitator desain komunikasi visual DiTenun, Mirza Maulana, menegaskan bahwa beasiswa ini merupakan bentuk kompensasi atau bantuan kepada para anggota kelompok tenun yang mendedikasikan waktu mereka yang semula digunakan untuk berladang menjadi belajar di kelas. Nominal beasiswa ini ditentukan berdasarkan besaran upah yang diberikan warga Mantar kepada pihak lain untuk menggarap ladangnya. 

“Setelah mengikuti berbagai kelas pelatihan, diharapkan di akhir rangkaian kegiatan, setiap anggota kelompok dapat memilih perannya masing-masing dalam proses produksi Rumah Tenun,” founder DiTenun, Nancy Margried menjelaskan. Sejalan dengan tujuan ini, kami akan membuat rapor untuk mengetahui bakat, minat, dan kemampuan tiap peserta. Rapor ini kemudian dapat menjadi bahan evaluasi mandiri peserta serta rekomendasi untuk pembagian kerja dalam Rumah Tenun. 

Selain bertepatan dengan awal bulan Ramadan, pertemuan perdana ini sempat diselingi dengan bisingnya bunyi penggiling jagung yang menandai belum berakhirnya masa panen. Ibu Jaswiyah, kepala desa Mantar, mengingatkan perlunya strategi khusus untuk memfasilitasi warga, terutama pria-pria dewasa yang sudah berkeluarga jika mereka ingin bergabung dalam pelatihan. “Bapak-bapak ini tentu sudah punya tanggung jawab yang lebih dalam ekonomi keluarga dan kegiatan masyarakat, sehingga lebih sulit untuk berkomitmen dalam pelatihan tenun,” ia mengingatkan.