Pada hari ketiga dan keempat residensi tim DiTenun di Mantar, Sumbawa Barat, kami kembali berkumpul bersama teman-teman Mantar Berseri, serta menerima kunjungan dari tim Amman Mineral.
Kumpul Mantar Berseri, 24 Maret 2023
Setelah memaparkan rangkaian kelas kreatif yang akan dilaksanakan DiTenun pada 27—30 Maret yang akan datang, pada Jumat, 24 Maret 2023 kami kembali berkumpul bersama teman-teman kelompok Mantar Berseri. Dalam pertemuan ini, kami mendapatkan informasi daftar peserta yang akan mengikuti kelas.
Sejauh ini terdaftar sepuluh peserta, dengan tiga peserta tambahan yang masih dalam konfirmasi. Di antaranya ada beberapa pria dewasa yang tadinya kehadirannya sempat diragukan karena kesibukan panen dan aktivitas di kantor desa. Sementara itu, beberapa warga lain hanya ingin mengikuti pelatihan menenun dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Fasilitator desain tekstil DiTenun, Gabriella Manurung mengungkapkan rencana untuk mengundang para penenun gedogan Mantar untuk ikut bergabung.
Selain itu, kami juga mengajak peserta bergantian mencoba belajar kembali membuat aneka motif dan padu padan warna menggunakan aplikasi DiTenun. Teman-teman kelompok Mantar Berseri berhasil menghasilkan lima motif yang diberi nama sesuai keinginan mereka, yaitu motif bunga terong, biru, kalem, peh muda, peh tua, dan jambu. Tiga motif di antaranya kami bawa bersama kepada Ibu Maya, Ibu Habiba, dan Ibu Badariah untuk ditenun menjadi selendang. Namun, kami harus bersabar karena warga Mantar sedang sibuk dengan masa panen sekaligus menjalani bulan suci Ramadan.
Sesuai informasi Ibu Jaswiyah, kepala desa Mantar, bulan ketujuh dan kedelapan adalah bulan saat aktivitas warga lebih longgar, sehingga dapat digunakan untuk beraktivitas.
Kunjungan Informal Tim Amman Mineral, 25 Maret 2023
Keberhasilan sebuah program corporate social responsibility (CSR) yang mendukung pendampingan masyarakat tentu harus didasari kesepahaman antara kedua pihak penyelenggara. Inilah yang ingin terus kami upayakan bersama Amman Mineral.
Sabtu, 25 Maret 2023 lalu, tim Amman Mineral mengadakan kunjungan informal ke rumah penduduk tempat kami menginap di Mantar. Dalam kunjungan santai yang penuh tawa ini tim Amman memesan sekitar 20 kain tenun pabasa produksi penenun Mantar yang dapat menjadi inventaris mereka.
Dalam kesempatan ini, founder DiTenun, Nancy Margried kembali menceritakan prinsip-prinsip yang mendasari pendampingan komunitas tenun di Mantar, yaitu sebagai berikut:
- Konsolidasi dengan warga Mantar
sebagai fondasi program program pendampingan DiTenun yang telah berjalan selama 3 bulan memang belum tampak menghasilkan produk tenun. Terkesan hanya ada diskusi bersama anggota komunitas dan warga. Namun, justru inilah fondasi program ini. Kami ingin mengajak warga untuk mengenali kembali budaya mereka, menginventarisir hal-hal di masa lalu dan masa kini yang menjadi milik mereka, serta harapan-harapan mereka di masa yang akan datang. Pengenalan kembali budaya Mantar ini kemudian akan menjadi dasar mereka dalam proses produksi kain tenun.
Dalam pertemuan warga yang melibatkan semua golongan ini, bisa dibilang, untuk pertama kalinya anak-anak muda Mantar mendengarkan sejarah desa mereka dari para generasi tua.
- Bukan ajakan alih profesi
Pengembangan komunitas tenun Mantar bukanlah ajakan kepada warga untuk beralih dari petani atau peladang menjadi penenun. Namun merupakan pemberdayaan agar warga Mantar memiliki alternatif sumber penghidupan yang berakar dari budaya mereka sendiri. Nantinya, mereka yang akan memutuskan ingin menjalankan kegiatan tenun berdampingan dengan pekerjaanya sehari-hari, atau fokus menenun.
- Proses produksi kain tenun memerlukan waktu belajar
Produksi kain tenun tidak dapat dilakukan secara instan. Sambil belajar mengasah kreativitas dalam membuat motif dan menenun, kami mengajak teman-teman kelompok tenun Mantar untuk mewujudkan struktur organisasi. Harapannya, kelak ketika program pendampingan berakhir, mereka dapat terus menjalankan proses produksi secara mandiri.
Di samping poin-poin di atas, Nancy juga menjelaskan konsep beasiswa yang akan diberikan kepada peserta pelatihan. Beasiswa ini diberikan untuk mengganti pendapatan yang seharusnya mereka peroleh dengan mengalihkan waktu bekerja di ladang untuk mengikuti kelas pelatihan DiTenun.
Selain itu, pada hari ini, kami juga mempersiapkan modul untuk pelatihan yang akan dimulai pekan depan.