DiTenun

Penenun Himroo dari India, source : the thoughthaversack.com

Artikel/

Menelusuri Jejak Sejarah Tenun di Asia: India, Cina, dan Jepang

Kekayaan sejarah tenun Asia dapat dilihat dari catatan penemuan teknik dan alat tenun dari masa prasejarah. Tidak hanya di Indonesia, tenun telah dipraktikkan sejak masa lampau di Asia, antara lain di India, Cina, dan Jepang. 

Sejarah tenun di Asia dimulai sekitar 3000 SM, dengan catatan tertua tentang penggunaan tenun berasal dari masyarakat Indus di India. Sementara itu, di Cina, teknik tenun diperkirakan telah digunakan sekitar 5000 tahun yang lalu. Di Asia Tenggara, bahan yang paling umum digunakan dalam tenun adalah kapas, sementara di Asia Selatan dan Timur, sutra menjadi bahan pilihan.

Seni Tenun dari Lembah Sungai Indus

Peradaban Indus di India dikenal sebagai salah satu peradaban kuno yang paling maju di dunia saat itu. Orang Indus yang hidup sekitar 2600 SM hingga 1900 SM ini terkenal karena keahlian mereka dalam teknologi, perdagangan, pertanian, dan juga seni dan kerajinan, termasuk seni tenun.

Penemuan-penemuan arkeologis menunjukkan bahwa masyarakat Indus di India telah menghasilkan tekstil yang sangat halus dan berkualitas tinggi sejak 3000 SM. Beberapa contoh yang ditemukan adalah sutra, katun, dan wol yang diwarnai dalam berbagai corak dan desain.

Tenun adalah salah satu kerajinan tangan yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indus. Mereka menggunakan alat tenun vertikal berupa peg frame loom untuk membuat kain dengan benang katun atau sutra. Kain-kain yang dihasilkan kemudian digunakan sebagai pakaian, tenda, dan perlengkapan rumah tangga.

Sejarah juga mencatat bahwa masyarakat Indus telah melakukan perdagangan dengan negara-negara lain di Asia, seperti Mesopotamia dan Timur Tengah. Hal ini terlihat dari ditemukannya kain-kain Indus di situs arkeologi di wilayah tersebut.
Selain itu, seni tenun juga dipraktikkan sebagai hobi dan aktivitas sosial di kalangan masyarakat Indus. Banyak wanita yang bergabung dalam kelompok tenun untuk membuat kain dan berbagi teknik tenun yang mereka miliki.

Tenun Tiongkok dari Dinasti ke Dinasti

Menenun adalah salah satu kegiatan penting dalam sejarah dan budaya Tiongkok. Sejarah tenun di Tiongkok dapat dilacak kembali ke masa prasejarah, saat bukti-bukti awal penggunaan tenun ditemukan dari sekitar 5000 SM. Berbagai jenis tenun telah ditemukan di situs-situs arkeologi di Cina, termasuk tenun sederhana dengan lima alat pengatur tenun dari periode Neolitikum. Selain itu, ditemukan juga tenun kompleks yang menggunakan kain tenun sebagai bahan untuk membuat pakaian dan perlengkapan rumah tangga.

Pada masa Dinasti Han (206 SM—220 M), Tiongkok memproduksi kain sutra yang berkualitas tinggi dan menjadi pemasok utama kain sutra bagi dunia Barat melalui Jalur Sutra. Kemudian saat Dinasti Tang (618—907 M) berkuasa, teknologi tenun terus berkembang dan mencapai puncaknya pada masa Dinasti Song (960—1279 M). Saat itu, muncul mesin tenun berukuran besar yang mampu menghasilkan kain berukuran besar.

Selama masa Dinasti Ming (1368—1644 M), kain sutra terus menjadi produk penting dari industri tenun di Tiongkok. Di masa Dinasti Qing (1644—1911 M), teknologi tenun yang lebih maju dikembangkan dengan munculnya mesin tenun kayu multisumbu. Dalam periode ini, Tiongkok juga mulai memproduksi kain wol berkualitas tinggi dan menghasilkan berbagai jenis kain, seperti brokat, kain tenun emas dan perak, serta kain tenun dengan motif gambar.
Setelah Revolusi Industri pada abad ke-19, mesin tenun modern mulai diperkenalkan di Tiongkok dan menggantikan mesin tenun tradisional. Namun, tenun tradisional masih dipertahankan di beberapa daerah di Tiongkok dan dihargai sebagai bagian penting dari budaya dan sejarah Tiongkok.

Sejarah Tenun di Jepang

Tenun pertama kali diperkenalkan di Jepang pada zaman Jomon, sekitar 12.000 hingga 300 SM. Saat itu, orang Jomon menggunakan serat alami, seperti serat kulit pohon, rumput, dan daun, untuk membuat kain kasar dan tali. Kemudian, selama zaman Yamato, sekitar abad ke-3 hingga ke-8 Masehi, tenun menjadi lebih maju dan digunakan untuk membuat kain halus yang digunakan sebagai pakaian dan perlengkapan rumah tangga. 

Pada masa Heian, sekitar abad ke-8 hingga ke-12 Masehi, teknik tenun mulai berkembang dengan diperkenalkannya sutra dari Tiongkok. Pada saat yang sama, sutra juga mulai diproduksi sehingga para pembuat sutra juga mempelajari teknik tenun. Dalam beberapa abad berikutnya, tenun menjadi industi yang semakin penting di negara ini. Perajin tenun diperlukan untuk memproduksi kain untuk pakaian, perlengkapan rumah tangga, dan barang-barang lainnya.

Pada abad ke-17, selama periode Edo, tenun menjadi sangat penting dan berkembang menjadi bentuk seni yang rumit dan indah. Pada saat ini, teknik tenun kain sutra berwarna-warni dikembangkan, seperti tenun kain brokat dan kain polos dengan bordir yang rumit. Selain itu, tenun juga digunakan untuk menghasilkan kimono dan obi.

Kini, produksi kain modern di Jepang lebih sering dilakukan dengan mesin. Meskipun demikian, seni tradisional tenun masih sangat dihargai dan diteruskan oleh para perajin dan seniman yang berdedikasi.

Kekayaan sejarah tenun Asia mencerminkan keahlian dan warisan budaya dari masa prasejarah. Perkembangan teknologi tenun seiring waktu menghasilkan produk yang beragam secara masif. Namun, keberadaan tenun tradisional masih dipertahankan dan dihargai sebagai bagian penting dari sejarah dan budaya Asia.