DiTenun

Alat Tenun Bukan Mesin di Rumah Tenun Mantar Berseri

Artikel/

Mengenal Cara Kerja dan Jenis Alat Tenun Bukan Mesin

Alat tenun bukan mesin adalah alat yang digunakan untuk menenun benang atau serat menjadi kain secara manual tanpa menggunakan mesin. Di Indonesia, alat tenun bukan mesin telah digunakan sejak awal abad 20.

Alat tenun bukan mesin yang sering disebut ATBM pada mulanya diciptakan oleh insinyur dariTextiel Inrichting Bandoeng (TIB) pada tahun 1912, sehingga alat ini juga dikenal sebagai alat tenun model TIB. Kehadiran ATBM di Indonesia mempercepat dan memperbesar volume produksi tenun tradisional, terutama tenun sarung berjenis tenunan polos (flat weaving). Alat ini pertama kali digunakan di Kabupaten Wajo pada tahun 1950-an untuk memproduksi kain sarung Samarinda, serta di Kecamatan Balige, Sumatera Utara pada tahun 1920-an untuk memproduksi kain sarung Mandar Balide. ATBM yang juga dikenal sebagai alat tenun manual digerakkan oleh tangan dan kaki perajin dan terdiri dari beberapa bagian utama.

Secara umum, bagian-bagian dari alat tenun bukan mesin meliputi:

  • Boom atau gulungan benang, digunakan sebagai bahan baku untuk kain yang melintang atau disebut sebagai benang lusi.
  • Karap, bagian ini digunakan untuk mengatur benang. Karap terdiri atas dua bagian, yaitu karap depan dan belakang.
  • Sisir, digunakan untuk menyisir dan memadatkan benang pakan supaya hasil tenunan menjadi rapat. Sisir digunakan dan disesuaikan berdasarkan ketebalan benang yang dipakai.
  • Injak-injak, berupa dua belah kayu panjang yang memiliki titik putar di bagian belakangnya. Penggunaan injak-injak ini disesuaikan dengan letak teropong.

Penyebutan bagian-bagian ini dapat berbeda di berbagai daerah. 

Tahapan Menenun Menggunakan ATBM

Cara kerja alat tenun bukan mesin ini dapat dijelaskan dalam beberapa tahap sebagai berikut:

  1. Persiapan benang
    Benang utama atau benang lusi biasanya terbuat dari serat kapas atau serat alami lainnya. Benang utama ini ditarik melalui rangka alat tenun untuk membentuk pakan.
  2. Pemasangan pengisi benang
    Setelah pakan benang utama siap, pengisi benang ditarik melintasi benang utama dari atas ke bawah menggunakan alat bantu seperti peniti. Pengisi benang ini bisa berupa benang tambahan atau benang gulung dengan warna berbeda untuk membentuk pola kain yang diinginkan.
  3. Menenun
    Setelah pengisi benang dipasang, proses menenun dimulai. Alat tenun bukan mesin bekerja dengan cara menarik pengisi benang melintasi benang utama dengan kawat penyelaras yang bergerak dari kiri ke kanan dan sebaliknya. Alat tenun dioperasikan dengan menggerakkan injak-injak dengan kaki, yang membuat benang lusi naik turun dan membentuk pola anyaman dengan benang pakan. Hal ini dilakukan secara bergantian sehingga membentuk pola kain yang diinginkan.

Selama proses tenun, pedal juga digunakan untuk mengangkat dan menurunkan benang utama, sehingga memungkinkan pengisi benang untuk melintasi benang utama dengan lebih mudah. Dalam proses tenun, alat tenun bukan mesin memungkinkan pengguna untuk membuat kain dengan pola yang berbeda-beda, tergantung pada teknik dan keahlian penggunanya.

  1. Pengaturan ketebalan kain
    Ketebalan kain yang dihasilkan dapat diatur dengan cara mengatur jarak antara benang utama menggunakan baut pada rangka alat tenun. Semakin lebar jarak antara benang utama, semakin tipis kain yang dihasilkan, dan sebaliknya.
  2. Penyelesaian kain
    Setelah proses menenun sehlesai, kain diangkat dari rangka alat tenun dan diambil benang gulungnya. Kain kemudian diolah lebih lanjut, seperti dicelupkan atau dicuci, dan diangin-anginkan hingga mengering.
    Tahapan ini dapat berbeda di tiap daerah, tergantung pada tradisi dan kebiasaan masyarakat setempat. Begitu juga dengan teknik dan bahan yang digunakan. Meskipun demikian, prinsip dasarnya tidak banyak berbeda.

Aneka Jenis ATBM

Terdapat beberapa jenis alat tenun bukan mesin yang digunakan di Indonesia. Setiap jenis alat tenun memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri, serta digunakan sesuai dengan kebutuhan dan keahlian perajin kain.

  • Alat tenun bukan mesin tubular digunakan untuk membuat kain berbentuk silinder, seperti untuk membuat tikar atau topi. Alat ini terdiri dari rangka yang berbentuk tabung dengan kawat penyelaras di dalamnya. Benang utama ditarik melintasi kawat penyelaras secara spiral, dan pengisi benang diisi dari bagian atas dan bawah rangka. Proses tenun dengan alat ini membutuhkan keterampilan dan ketelitian yang tinggi, karena membutuhkan keahlian dalam mengatur jarak antara benang utama dan pengisi agar menghasilkan kain yang berkualitas.
  • Alat tenun bukan mesin loom merupakan jenis alat tenun yang lebih canggih dan rumit. Alat ini terdiri dari rangka yang besar dan dilengkapi dengan pedal, baut, dan sistem pengaturan ketebalan kain yang lebih terperinci. Alat tenun loom digunakan oleh perajin yang memproduksi kain dalam jumlah besar, seperti perajin di industri kain tradisional. Proses tenun dengan alat tenun loom lebih efisien dan cepat dibandingkan dengan alat tenun bukan mesin tubular, sehingga dapat meningkatkan produktivitas perajin.
  • Alat tenun bukan mesin pakan dikenal juga dengan sebutan alat tenun songket. Alat tenun ini biasanya digunakan untuk membuat kain dengan pola yang rumit untuk keperluan upacara adat. Alat tenun pakan terdiri dari beberapa komponen, seperti rangka kayu, kawat penyelaras, dan pedal. Benang utama dan benang pakan ditarik melalui kawat penyelaras yang dirangkai dalam bentuk pola yang kompleks dan detail. Saat proses menenun, pengaturan ketegangan benang sangat penting agar kain yang dihasilkan menjadi rapi, kuat, dan berkualitas.
  • Alat tenun bukan mesin ikat atau juga dikenal sebagai alat tenun endek atau geringsing digunakan untuk membuat kain dengan pola yang khas, di mana benang utama dan benang pakan ditenun dengan cara diikat terlebih dahulu sebelum ditenun. Proses pembuatan kain dengan alat tenun ikat dimulai dengan mengikat benang utama dan benang pakan menggunakan teknik ikat. Teknik ikat adalah teknik mengikat benang dengan kawat yang dibungkus sehingga benang yang terikat tidak terkena pewarnaan saat proses pencelupan, sehingga akhirnya membentuk pola tertentu pada kain. 

Alat tenun bukan mesin adalah bagian penting dari budaya dan kesenian tradisional Indonesia. Dengan adanya berbagai jenis alat tenun bukan mesin, para perajin tenun dapat menghasilkan kain tenun yang beragam dan berkualitas dengan keterampilan dan ketelitian yang tinggi.

Meskipun saat ini sudah ada mesin tenun modern yang lebih efisien, namun alat tenun bukan mesin pakan masih tetap digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia.