Elviana Turnip belajar menenun dari tetangganya sejak usia 14 tahun. Perempuan kelahiran Siopat Sosor, Pangururan, Samosir, 1997 ini sehari-hari menenun aneka songket, sarung, selendang dengan ATBM dan gedogan. Elvi menemukan kesenangan saat bisa berkreasi memadukan warna serta mempelajari motif baru. Ia berharap di masa yang akan datang tenun Toba selalu […]
Penenun
Hafsah, 36 tahun, telah tujuh tahun menjadi guru PAUD Al-Mantari, Mantar, Sumbawa Barat. Setelah lulus dari kelompok belajar (kejar) paket C, anak pertama dari empat bersaudara ini meneruskan studi ke Universitas Nahdlatul Wathan, Taliwang. Selepas mengajar, penenun ATBM ini pergi ke ladang membantu keluarga. Hafsah adalah putri dari Habiba, penenun […]
Habiba mengaku sempat membuang alat tenun pertama yang ia miliki. Saat itu, menurutnya tak ada lagi yang membeli dan membutuhkan kain tenun. Sebelumnya, perempuan yang berusia lebih dari 70 tahun ini belajar menenun dari sang ibu sejak usia 15-an tahun. Sekitar tahun 2016, ibu dari empat anak ini baru mendapatkan […]
Penenun gedogan Humbang Hasundutan kelahiran Tarutung, 1982 ini belajar menenun dari orang tua sejak usia 12.Penyuka motif piala ini makin gemar membuat variasi motif baru setelah mendapat pelatihan DiTenun.
Penenun gedogan yang lahir dan besar di Mantar, Sumbawa Barat ini belajar menenun dari ibunya sejak usia 20 tahun. Pada awal tahun 2000-an kain tenunannya pernah banyak dipesan. Kini Maya masih aktif menenun kain, sebagian besar untuk dikenakan sendiri atau diberikan kepada kerabat. Pada usia yang lebih dari 70 tahun […]
Elida adalah penenun gedogan Toba kelahiran Pintu Batu, 1978. Sejak usia 18, Elida mempelajari dasar menenun dari orang tua. Selain suka menenun motif gorga, ia gemar mengembangkan variasi motif baru secara mandiri.
Akrab disapa Opung, Nurhaeda Siregar adalah penenun ulos senior dari Desa Hutanagodang, Muara, Tapanuli Utara. Meski makin senja, namun produktivitas Opung tetap juara. Bersama penenun lain di lingkungannya, ia bisa membuat 1-2 setel pakaian ulos dalam waktu satu bulan. Termasuk membuat motif langsung di benang, telah jadi urusan sehari-harinya. Opung […]
Tati Rosida, kelahiran 1997, sehari-hari bekerja sebagai staf pembantu tata usaha dan umum di kantor desa Mantar. Kini ia aktif menjadi sekretaris Kelompok Mantar Berseri. Tati adalah bungsu dari empat bersaudara sekaligus putri dari Habiba, penenun gedogan Mantar yang hingga kini masih aktif menenun.
Tinggal di lingkungan penenun ulos tradisional membuat Mama Jadi akrab dengan gedogan sejak kecil. Dari mengamati, ia akhirnya belajar dan kini jadi salah satu penenun terbaiki. Di rumahnya Desa Hutanagodang, Muara, Kab. Tapanuli Utara, Mama Jadi dikenal sebagai salah satu pembuat motif tenun terbaik. Ia paling suka motif Gorga, yang […]
Sri Devy, kelahiran 1998, adalah Ketua Kelompok Mantar Berseri. Sarjana akuntansi dari Universitas Gunung Rinjani, Lombok Timur ini baru kembali ke Mantar pada akhir 2023. Saat bergabung dalam kelompok Mantar Berseri, bungsu dari enam bersaudara ini tengah aktif menjadi anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS). Saat kuliah, ia aktif dalam beberapa […]