Setelah sempat 2 tahun menjadi pekerja migran Indonesia, Jaswiyah menyelesaikan kelompok belajar (kejar) paket B dan SMA, kemudian menamatkan kuliahnya di Universitas Gajayana, Malang. Pada 2019, perempuan kelahiran 1989 ini menjadi ibu kepala desa setelah suaminya, Asmono, terpilih memimpin Desa Mantar.
Daily Archives: September 12, 2023
Zulkifli sudah 10 tahun bekerja sebagai staf desa sejak usia 17 tahun. Kepala sie kesejahteraan desa Mantar ini bekerja di kantor desa selepas lulus dari SMA Poto Tano, Sumbawa Barat. Bapak dua anak yang juga akrab dipanggil Jamal ini tetap bekerja di ladang setelah usai bekerja di kantor desa. Sebelum […]
Dowani, kelahiran 1996, adalah staf desa kepala sie pemerintahan yang mengurus administrasi warga. Selain bekerja di kantor desa, ia berperan penting dalam wisata bukit Mantar sebagai pilot paralayang. Selain aktif mengikuti pelatihan paralayang, Dowani juga telah beberapa kali mengikuti pelatihan menenun di luar Mantar.
Setelah lulus dari SMK jurusan otomotif di Seteluk, Sumbawa Barat, pria kelahiran 1991 ini sebelumnya sempat menjalani pelatihan kerja sebelum menjadi staf desa bagian pelayanan dan informasi. Bertugas mengurus KTP, surat menyurat, dan mengurus masalah desa, tak jarang Dedi justru bekerja hingga lepas petang hari, setelah warga tak lagi berladang. […]
Dewi Ester Hutapea lahir di Sibaganding, 1986. Penenun di Purba Dolok, Doloksanggul ini belajar menenun dari orang tuanya sejak usia 12. Dengan teknik ikat dan songket menggunakan alat tenun gedogan, ia banyak menghasilkan tenun pucca bunga, tumtuman, tumtuman piala, dan pucca bintik. Dengan aplikasi DiTenun, Dewi senang dapat mengkreasikan motif […]
Penenun gedogan kelahiran Mantar 1953 ini mulai belajar menenun pada usia 17. Setelah sempat berhenti menenun karena alat tenunnya pernah rusak, ia kembali menenun setelah mendapat bantuan alat tenun dari pelatihan pemerintah. Hingga kini ia masih menenun jika ada pesanan kain. Setelah budaya tenun sempat terhenti, Badariah gembira jika kini […]
Elviana Turnip belajar menenun dari tetangganya sejak usia 14 tahun. Perempuan kelahiran Siopat Sosor, Pangururan, Samosir, 1997 ini sehari-hari menenun aneka songket, sarung, selendang dengan ATBM dan gedogan. Elvi menemukan kesenangan saat bisa berkreasi memadukan warna serta mempelajari motif baru. Ia berharap di masa yang akan datang tenun Toba selalu […]
Hafsah, 36 tahun, telah tujuh tahun menjadi guru PAUD Al-Mantari, Mantar, Sumbawa Barat. Setelah lulus dari kelompok belajar (kejar) paket C, anak pertama dari empat bersaudara ini meneruskan studi ke Universitas Nahdlatul Wathan, Taliwang. Selepas mengajar, penenun ATBM ini pergi ke ladang membantu keluarga. Hafsah adalah putri dari Habiba, penenun […]
Habiba mengaku sempat membuang alat tenun pertama yang ia miliki. Saat itu, menurutnya tak ada lagi yang membeli dan membutuhkan kain tenun. Sebelumnya, perempuan yang berusia lebih dari 70 tahun ini belajar menenun dari sang ibu sejak usia 15-an tahun. Sekitar tahun 2016, ibu dari empat anak ini baru mendapatkan […]
Penenun gedogan Humbang Hasundutan kelahiran Tarutung, 1982 ini belajar menenun dari orang tua sejak usia 12.Penyuka motif piala ini makin gemar membuat variasi motif baru setelah mendapat pelatihan DiTenun.