Tenun pada masa lampau dilakukan dengan menggunakan alat dan bahan tenun sederhana yang terbuat dari kayu dan serat alam, seperti kapas, daun pandan, serat kelapa, serat pandan, dan rami. Hasil tenun dari masa ini biasanya berupa kain kasar dengan warna-warna alami, seperti coklat, kuning, dan hijau.
Fadil
Tradisi tenun kaya akan beragam alat, metode, dan bahan tenun di berbagai waktu dan tempat di dunia. Mengenali tradisi tenun membantu kita memahami tenun sebagai warisan budaya dunia sekaligus industri yang terus berkembang.
Lahir pada 2005, Novi adalah lulusan jurusan Multimedia SMK 1 Seteluk. Sejak SMP, anak kedua dari dua bersaudara ini gemar menari tradisional. Latar belakang pendidikannya membuat Novi berperan sebagai desainer grafis di Kelompok Mantar Berseri.
Astuti berprofesi sebagai guru SMPN Satu Atap Poto Tano, Sumbawa Barat. Penenun ATBM ini lulusan pendidikan Ekonomi Universitas Nahdlatul Wathan, Taliwang. Perempuan kelahiran 1993 ini aktif mengikuti kelas menenun sambil mengasuh putra balitanya.
Sri Pati pernah menjadi guru SMP Poto Tano setelah lulus dari Universitas Gunung Rinjani, Lombok Timur. Sarjana Bahasa Inggris yang gemar menulis ini sebelumnya pernah mengikuti pelatihan tenun di Taliwang. Perempuan kelahiran 1992 ini kini mendedikasikan waktunya untuk keluarga dan anak tunggalnya.
Sabariah adalah penenun ATBM lulusan Institut Agama Islam Hamzanwadi, Lombok Timur. Perempuan kelahiran 1997 ini adalah guru PAUD Al-Mantari yang berlokasi di seberang Rumah Tenun Mantar. Lulusan jurusan pendidikan agama Islam ini bergabung dalam kelompok tenun Mantar Berseri pada Maret 2023.
Setelah sempat 2 tahun menjadi pekerja migran Indonesia, Jaswiyah menyelesaikan kelompok belajar (kejar) paket B dan SMA, kemudian menamatkan kuliahnya di Universitas Gajayana, Malang. Pada 2019, perempuan kelahiran 1989 ini menjadi ibu kepala desa setelah suaminya, Asmono, terpilih memimpin Desa Mantar.
Zulkifli sudah 10 tahun bekerja sebagai staf desa sejak usia 17 tahun. Kepala sie kesejahteraan desa Mantar ini bekerja di kantor desa selepas lulus dari SMA Poto Tano, Sumbawa Barat. Bapak dua anak yang juga akrab dipanggil Jamal ini tetap bekerja di ladang setelah usai bekerja di kantor desa. Sebelum […]
Dowani, kelahiran 1996, adalah staf desa kepala sie pemerintahan yang mengurus administrasi warga. Selain bekerja di kantor desa, ia berperan penting dalam wisata bukit Mantar sebagai pilot paralayang. Selain aktif mengikuti pelatihan paralayang, Dowani juga telah beberapa kali mengikuti pelatihan menenun di luar Mantar.
Setelah lulus dari SMK jurusan otomotif di Seteluk, Sumbawa Barat, pria kelahiran 1991 ini sebelumnya sempat menjalani pelatihan kerja sebelum menjadi staf desa bagian pelayanan dan informasi. Bertugas mengurus KTP, surat menyurat, dan mengurus masalah desa, tak jarang Dedi justru bekerja hingga lepas petang hari, setelah warga tak lagi berladang. […]